Menurut warga sekitar, buruknya kondisi jalan memaksa siswa, guru, dan tenaga kependidikan memilih rute memutar melalui simpang Way Ngison. Jalur alternatif ini menambah jarak perjalanan hingga lima kilometer, dari yang seharusnya hanya 2,5 kilometer dari jalan poros Lintas Liwa.
Dari pantauan di lapangan, jalan simpang menuju SMKN 1 Batu Ketulis awalnya tampak menjanjikan dengan konstruksi rabat beton. Namun, setelah masuk sejauh 75 meter, kondisinya berubah drastis. Jalan rusak dan tak terurus mempersulit perjalanan. Hal ini tidak hanya berdampak pada akses ke sekolah, tetapi juga menghambat mobilitas warga antarpekon, seperti Way Ngison dan Pekon Bakhu.
Buruknya akses jalan ini juga turut menyumbang rendahnya jumlah siswa di sekolah tersebut, padahal peran SMKN 1 Batu Ketulis sangat penting dalam mencetak generasi muda berkualitas di Lampung Barat.
Dengan perbaikan jalan, SMKN 1 Batu Ketulis diharapkan dapat berkembang lebih pesat dan kembali diminati oleh masyarakat setempat sebagai pilihan utama pendidikan.
"Kami berharap Pemda segera turun tangan memperbaiki jalan ini. Akses yang baik sangat penting untuk mendukung pendidikan dan aktivitas warga," ujar salah satu warga Pekon Bakhu.
Diharapkan, pemerintah segera merespons keluhan masyarakat ini demi masa depan pendidikan di Lampung Barat.