(Catatan juang aksi-refleksi) |
Lampungterdepan.com, Bandar Lampung - May Day 2023 harus menjadi momentum bagi buruh Indonesia.
Buruh Indonesia harus memiliki peran perubahan bukan sekadar pembawa tuntutan normatif. "May Day tahun ini ada pada periode tahun politik elektoral yang harus jadi momentum bagi buruh untuk berperan sebagai pembawa perubahan". Perubahan yang dimaksud adalah berkolaborasi perjuangan politik aksi massa dengan politik elektoral melalui konsep-konsep strategis yang berorientasi pada kepentingan nasional berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Persatuan Buruh Yang Utama!
Soal massa buruh terlibat aktif secara politik pada pemilu elektoral, lumrah publik menyampaikan opini dan kritik. Baik-baik saja itu untuk demokrasi. Rakyat luas khususnya massa buruh harus terus melakukan kontrol, ini adalah prinsip. Agenda perbaikan hidup kelas pekerja itu hal yang pokok, dukungan hanya boleh ditempatkan dalam koridor itu. Jangan sampai justru memecah massa rakyat luas khusus massa kaum buruh.
Massa buruh Indonesia harus terlihat langsung dan konkrit secara langsung (partisipatif aktif) dalam memenangkan para politisi yang berpihak kepada kaum buruh dengan mengusung konsep kegiatan berupa Panggung Buruh Berjuang, Warung koperasi Buruh Berjuang, Forum Musyawarah Hubungan Industrial/FMHI, dan Komisi Nasional Hubungan Industrial/Komnas HI.
FMHI dan Komnas HI merupakan konsep solusi strategis yang bisa menjawab problematika Hubungan Industrial selama ini, mereduksi konflik Hubungan Industrial, menata dasar-dasar penguatan industri nasional, dan kesejahteraan buruh.
Konsep kebijakan hubungan industrial ke depan harus betul-betul berbasis pada nilai-nilai Pancasila. “Dengan jumlah pekerja formal sebesar 55,06 juta jiwa dan pekerja informal 80,24 juta orang, Gerakan Buruh punya peranan yang sangat vital untuk memenangkan para politisi yang berpihak kepada buruh melalui politik elektoral pemilu".
Indonesia punya potensi besar untuk mewujudkan Visi Indonesia sejahtera, sebab, Indonesia punya potensi sumber daya alam melimpah dan sumber daya manusia yang besar, apalagi sedang mengalami bonus demografi. “Menjadi bangsa yang besar dan bonus demografi itu membutuhkan pertumbuhan ekonomi dan perluasan lapangan kerja".
Massa kaum buruh Indonesia harus memiliki peran perubahan bukan sekadar pembawa tuntutan normatif. Buruh Indonesia harus terlihat langsung dan konkrit perjuangan perubahan demi perbaikan kesejahteraan buruh, secara legal politik dalam politik elektoral.