Seorang kepala sekolah di wilayah Lampung Tengah mengungkapkan bahwa pihaknya diminta untuk mengukur kebutuhan seragam siswa dan menyerahkan data tersebut ke Dinas Pendidikan. Selanjutnya, seragam untuk jenjang SMP diambil melalui subrayon, sedangkan untuk jenjang SD melalui Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S). Namun, seragam yang diterima dinilai tidak sesuai dari segi ukuran maupun kualitas.
“Banyak seragam yang ukurannya tidak sesuai, dan ada juga yang kualitasnya kurang layak. Beberapa sekolah bahkan menolak bantuan ini karena seragam yang dikirim tidak memenuhi kebutuhan, seperti seragam lengan pendek untuk sekolah yang siswinya memakai baju lengan panjang,” ungkap kepala sekolah tersebut.
Ia juga menambahkan bahwa pihak sekolah tidak mendapatkan informasi rinci mengenai jumlah penerima dan harga seragam. “Jumlah penerima ditentukan langsung oleh dinas. Ada sekolah yang menerima sedikit, ada yang banyak, bahkan ada yang menolak bantuan ini karena tidak sesuai dengan kebutuhan siswa,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lampung Tengah, Nurohman, menyampaikan bahwa program ini merupakan bagian dari Rencana Kerja Anggaran (RKA) tahun 2023 yang direalisasikan pada tahun 2024. Bantuan seragam ini ditujukan untuk mendukung siswa dari keluarga kurang mampu dan siswa berprestasi.
“Kami sudah menyalurkan bantuan seragam sekolah kepada siswa yang membutuhkan. Tentu masukan dari kepala sekolah akan kami jadikan bahan evaluasi agar pelaksanaan program di masa mendatang lebih baik,” ujar Nurohman.
Dinas Pendidikan berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas dan efisiensi program bantuan seragam di masa depan. Program ini diharapkan mampu meringankan beban orang tua siswa sekaligus mendukung semangat belajar anak-anak di Kabupaten Lampung Tengah.