Ikuti Dialog Demokrasi, Ike Edwin Sebut Biaya Politik di Lampung Mahal

Ikuti Dialog Demokrasi, Ike Edwin Sebut Biaya Politik di Lampung Mahal

Jumat, 03 Juli 2020, 00:26

LampungTerdepan.com - Bakal calon Walikota Bandar lampung yang mendaftar lewat jalur independen Ike Edwin menyebut biaya politik di Lampung termasuk mahal di Indonesia. Hal itu disampaikannya dalam dialog demokrasi di Universitas Bandar Lampung, Kamis (2/7).

Menurutnya, hal ini menyebabkan hanya sedikit anak muda yang terjun langsung dalam dunia politik. Akhirnya, para kepala daerah diisi oleh orang-orang tua. Tak jarang untuk mengikuti pilkada, calon kepala daerah mengeluarkan uang puluhan miliar. “Bayangkan saja, gaji Bupati dan Gubernur selama 5 tahun gak lebih dari 2 Miliar, satu tahun 360 juta, tapi kok mengeluarkan uang sampai 30 miliar? 50 miliar? Mau apa?,” kata dia.

Mengenai jalur independen yang ditempuhnya, Ike harus mengumpulkan 47.864 dukungan. Sejauh in Ike bersama pasangannya dr. Zam Zanariah berhasil mengumpulkan 51.274 dukungan yang harus melewati verifikasi administrasi dan verifkasi faktual.

“Bukan gampang jalur independen, orang yang tinggal di rumah saya ada 200 orang selama 20 hari untuk input dukungan KTP. Bayangkan gimana adik-adik yang mungkin hebat, pintar dan lebih berani gak punya uangnya,” tambah mantan Kapolda Lampung ini.

Menurutnya, anak muda bukannya takut, tapi tak punya kesempatan. Ini yang harus diubah. “Konglomerat-konglomerat kongkalikong semua membiayai calon, menghamburkan duitnya, belum tentu itu sesuai pilihan rakyat,” katanya.

Ike sendiri mengklaim tidak akan melakukan politik uang, bahkan tim suksesnya hanya dibayar makan di rumahnya.  “Ada yang minta duit ongkos, gak ada, saya kasih makan di rumah saya. Kamu kerja di sini menyukseskan saya, saya kasih makan, kalau duit gak ada, apalagi sembako,” ujarnya.

Ia mengingatkan pemilih untuk tidak tebuai janji dan tipu-tipu kampanye calon, yang harus diperhatikan adalah rekam jejaknya. “Kalau dikasih 500 ribu itu hanya untuk 10 hari, 1790 harinya kita sengsara. Jangan mau menggadai suara,” pungkasnya.

TerPopuler